Selasa, 5 Januari 2010

Kemarau Kasih- Khas Buat Diri Ku


Kemarau Kasih- Khas Buat Diri Ku

Berserakan dedaun pada pepohon kenangan...
Tanah girang kian merekah retak bersilang...
Sungai-sungai kasih telah lama kontang
Tidak bersisa walau setitis air harapan...

Di muara tenang sudah tiada lagi teritip gembira.
Bangau putih sudah lama terbang pergi...
Teratai merah layu tak menghijau lagi...

Semuanya hilang...
Hilang ke satu daerah yang lain...
Atau mati di bawah panahan terik mentari keegoan..

Aku di tapak kemarau kasih ini...
Masih mampu berdiri...walau setiap sendi tulang belulang sabar ku dihentak bertalu...
Tidak terlintas pada laman jiwa ia berlaku jua...

Sepanjang hayat mungkin ini yang ku rasa...
Atau ini sekadar musim-musimnya...

Keliru aku pada cuaca cinta yang tidak menentu sifatnya...
Kelmarin...terang ceria...
Semalam...indah bayu menyusun seloka...
Hari ini...segalanya gundah...gersang di sapa kemarau...

Semakin keliru erti hadirnya aku sebenarnya...
Berpasangan tetapi sendirian aku hakikatnya...
Membelai tetapi memukul hina...
Memberi namun mengungkit bangkit setiap nilai harga...

Aku sedar siapa diri ku...
Tidak berharta...tidak bertakhta...
Namun ku punya hati punya rasa...
Punya keinginan seorang insan di sini...di dunia...

Biarlah segala-galanya ku tahan jua..
Walau sehebat mana bahang membara
Walaupun kemarau panjang...kan ku terus berdiri setia...
Kerana sudah tertulis inilah hakikat kifarah diri dalam bercinta...

Nawza Liriaz
Duha, 11.15 pagi
12.10.2006

1 ulasan:

  1. luahan rasa yang mendalam. moga2 ini hanya satu coretan, dan bukannya hakikat kehidupan saudara. Atau mungkin perasaan itu hanya tinggal memori dan kini disulam kebahagiaan bersama isteri, putera dan puteri saudara.

    BalasPadam